Sabtu, 12 Februari 2011

Sampai Kapan KELALAIAN INI...?

Bismillahirrahmanirrahim…

Salah satu penyakit berbahaya yang menimpa umat manusia dewasa ini adalah penyakit LALAI. Bila penyakit ini menjankiti jiwa seseorang maka dia akan merasa malas, hatinya menjadi beku, asyik dengan segala macam maksiat, lupa beribadah merasa diluar pengawasan Allah dan rela menjual akhirat yang penuh kenikmatan dengan dunia yang penuh kepayahan. Hidupnya hanya untuk dunia, hari-harinya dipenuhi dengan dosa, sehingga dirinya jauh dari petunjuk Allah..
Seseorang yang mengaku dirinya muslim dan merasa ada gejala terjangkiti penyakit ini maka ia harus segera bangkit, bertobat dan mem perbaiki diri, agar menjadi orang yang sukses dunia akhirat.

WAKTU AKAN TERUS BERJALAN

Sungguh Al Qur’an dan Sunnah telah banyak mengingatkan kita tentang betapa bernilainya waktu di sisi hamba yang beriman. Allah telah menyebutkan bahwa waktu adalah nikmat yang besar. Ladang yang sangat bermanfaat dan mempunyai pengaruh yang sangat jelas. Allah berfirman :
وَالْعَصْرِ
نَّ الإنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ
إِلا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ
Artinya :
1. Demi masa
2. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian.
3. kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya menta’ati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran. (QS. al- Ashr{103}:1-3)
Dalam ayat ini Allah bersumpah dengan masa ( waktu ). Dia merupakan modal untuk mencari keberuntungan dengan amal sholih. Namun ia juga merupakan cobaan karena orang yang berpaling dari petunjuk akan merugi. Di dalamnya terdapat pelajaran dan keajaiban bagi yang mau berfikir.
Waktu adalah sebuah nikmat pemberian Allah yang besar firmanNya :
وَسَخَّرَ لَكُمُ اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ وَالشَّمْسَ وَالْقَمَرَ وَالنُّجُومُ مُسَخَّرَاتٌ بِأَمْرِهِ إِنَّ فِي ذَلِكَ لآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَعْقِلُونَ
Dan Dia menundukkan malam dan siang, matahari dan bulan untukmu. Dan bintang-bintang itu ditundukkan (untukmu) dengan perintah-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar ada tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang memahami (nya),(QS. An Nahl {16}:12)

Allah berfirman pula :
وَهُوَ الَّذِي جَعَلَ اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ خِلْفَةً لِمَنْ أَرَادَ أَنْ
يَذَّكَّرَ أَوْ أَرَادَ شُكُورًا
Dan Dia (pula) yang menjadikan malam dan siang silih berganti bagi orang yang ingin memgambil pelajaran atau orang yang ingin bersyukur. (QS. AL Furqon {25};62)

Namun ketahuilah wahai saudaraku seiman, waktu ini akan terus berjalan dan berganti , hari demi hari, bulan demi bulan, dan tahun demi tahun. Waktu hanyalah zaman yang singkat, dia akan pergi dan tak akan kembali. Termasuk kebodohan kita terhadap urgensi waktu ialah kita merasa senang bila matahari telah tenggelam pada setiap harinya, padahal ini menunjukkan bahwa umur kita akan berkurang dan tidak akan kembali lagi!.

Abdulloh bin Mas’ud berkata “Tidaklah aku menyesal atas sesuatu seperti penyesalanku terhadap matahari yang telah tenggelam pada hari ini, usiaku berkurang akan tetapi malanku tidak bertambah.”
Imam hasan al-Bashri berkata “Tidaklah berlalu sebuah hari bagi seorang anak Adam, kecuali hari itu akan berkata padanya : Hai anaka Adam, aku adalah harimu yang baru, apa yang telah engkau kerjakan untukku akan menjadi saksi. Apabila aku telah pergi, aku tidak akan kembali lagi, kerjakan sesukamu dengan segera dan engkau akan menjumpainya di hadapanmu dan akhirkanlah sesukamu maka dia tidak akan kembali kepadamu.”
Maka orang cerdas adalah yang mampu mengisi hari-harinya dengan amal kebaikan, memanfaatkan sisi hidup yang ada dengan segala perkara yang bermanfaat sebagai bekal menuju kampung yang abdi.

HIASILAH HIDUP ANDA DENGAN KETAATAN

Apabila nafas tinggal sepenggal, barang pinjaman telah dikembalikan, kain kafan telah dipersiapakan, dan tanahpun sudah siap digali, maka tiada sesuatupun yang dapat dilakukan kecuali menyambut malaikat Maut menjemput. Sungguh amat celaka orang yang sudah diperingatkan dengan berubahnya kondisi tubuhnya namun dia masih terlena dengan kenikmatan dunia, terbuai dengan syahwat.
Bahkan dia menyia-nyiakan waktu tersisa hanya untuk terpaku di depan tv, menonton video, sinetron, dan semisalnya duduk-duduk membuang umur bahkan berjudi dan lainya dari segala bentuk kemaksiatan. Waktunya habis hanya untuk perkara yang tidak bermanfaat dan sia-sia yang malah membuat dirinya tercebur dalam dosa.
Bangkitlah segera dari kelalaian ini Wahai saudaraku! Bersegeralah bertobat sebelum ajal menjemput.! Ingatlah engakau akan ditanya atas segala perbuatan selama di dunia.
Rosullulloh bersabda : “Tidak akan bergeser kedua kaki anak Adam pada hari kiamat dari sisi Robbnya hingga ditanya lima perkara : tentang umurnya untuk apa dihabiskan, masa mudanya untuk apa, hartanya dari mana dan kemana disalurkan , serta apa yang diperbuat atas ilmunya.” (HR. at-Tirmidzi : 2416 dan yang lainnya. al-Albani menshohihkan hadist ini dalam as-Shohibah:946)
Hasan al-Bashri berkata : “Termasuk tanda berpalingnya Allah dari seorang hamba ialah Dia akan menjadikan kesibukan hamba tersebut dalam perkara yang tidak bermanfaat sebagai bentuk penghinaan terhadapnya.”
Saudaraku seiman tidakkah engkau ingin bergabung bersama orang-orang yang sabar dalam ketaatan ? Sampai kapankah engkau bergelimang dengan kelalaian dan maksiat ini ? Apakah engkau akan menjadi budak hawa nafsu dan syahwat? Dengarkanlah firman Allah berikut ini :
وَاصْبِرْ نَفْسَكَ مَعَ الَّذِينَ يَدْعُونَ رَبَّهُمْ بِالْغَدَاةِ
وَالْعَشِيِّ يُرِيدُونَ وَجْهَهُ وَلا تَعْدُ عَيْنَاكَ عَنْهُمْ تُرِيدُ زِينَةَ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَلا تُطِعْ مَنْ أَغْفَلْنَا قَلْبَهُ عَنْ ذِكْرِنَا وَاتَّبَعَ هَوَاهُ وَكَانَ أَمْرُهُ فُرُطًا
Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharap keridaan-Nya; dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (karena) mengharapkan perhiasan kehidupan dunia ini; dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingati Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas. (QS. Al-Kahfi {18}:28)

Imam Ibnu Qudamah berkata : “Manfaatkanlah waktu hidupmu yang sangar berharga, jagalah waktumu yang mulia. Ketahuilah bahwa masa hidupmu terbatas, nafasmu terbilang, setiap nafas akan mengurangi bagian umurmu. Umur itu hanya singkat dan tersisa hanya sedikit, setiap bagian umurmu adalah mutiara yang sangat mahal, tidak ada tandingan dan penggantinya. Sesunggguhnya dalam hidup yang singkart ini pasti akan bermuara pad a kenikmatan yang abadi atau pada azab yang pedih. Maka janganlah engkau sia-siakan mutiara umurmu yang sangar berharga dalam perkara yang bukan ketaatan.”
Thoifur al-Bithomi berkata: “Sesungguhnya malam dan siang adalah pangkal harta seorang muslim, keuntungannya adalah surga, dan kerugiaannya adalah neraka.”
Imam Ibul Qoyyim berkata:”Sesungguhnya tahun adalah ibarat sebuah pohon, bulan-bulan adalah akarnya sedangkan hari adalah rantingnya, jam adalah daunnya, dan nafas adalah buahnya. Barang siapa yang nafasnya untuk ketaatan maka hasilnya adalah pohonyang biak, barnagsiapa yang nafasnya dalam kemaksiatan maka hasilnya adalah hanzholah.”
Maka sungguh sangat merugi orang yang mendapat waktu sehat dan luang akan tetapi dia tidak memanfaatkan secara maksimal . kelalaian adalah pangkal segala kehancuran. Rosullulloh bersabda : “ dua nikmat yang kebanyakan manusia tertipu di dalamnya, nikmat sehat dan waktu luang.” (HR. al-Bukhori:6412)
Barang siapa yang sehat badannya dan waktunya kosong dari kesibukan sementara dia tidak berusaha untuk mengapai kebaikan akhirat, maka ibaratnya bagaikan orang yang tertipu dalam jual beli. Maksudnya bahwa mayoritas manusia tidak bisa memanfaatkan waktu sehat dan luangnya dengan baik, bahkan mereka malah menggunakan waktu tersebut bukan pada tempatnya. Andaikan mereka bisa memanfaatkan waktu tersebut dengan baik niscaya segala kebaikan akan mereka raih.
Umar din Dzar berkata :”Beramalah untuk dirimu sendiri di dalam waktu mala mini karena orang yang tertipu adalah orang yang terlelap dari kebaikan siang dan malam . Orang yang demikian tidak mendapat kebaikan malam dan siang. Siang dan malam dijadikan sebagai jalan yang beriman untuk taat kepada Robbnya dan sebagai ujian bagi orang lain karena kelalaian mereka terhadap diri mereka sendiri. Maka manfaatkanlah berjalannya waktu , malam, dan hari-hari.”
Sekali lagi, manfaatkanlah waktumu untuk ketaatan kepada Allah laksanakanlah perintah-Nya dan jauhilah larangan-Nya. Dunia adalah waktu yang singkat, dia ibarat sebuah perjalanan , segala sesuatu yang akan terjadi akan berakhir , sebagaimana berlalunya hari ,siang, dan malam. Allah berfirman :
يُقَلِّبُ اللَّهُ اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ إِنَّ فِي ذَلِكَ لَعِبْرَةً لأولِي الأبْصَارِ
Allah mempergantikan malam dan siang. Sesungguhnya pada yang demikian itu, terdapat pelajaran yang besar bagi orang-orang yang mempunyai penglihatan. (QS An-Nur {24}:44)

ALLAH SELALU MENGAWASIMU

Jangan mengira bahwa amalan yang kita kerjakan lepas dari pengawasan Allah. Tidaklah setiap langkah, gerak gerik dan lisan terucap kecuali Allah mengetahuinya. Maka janganlah anda merasa aman ketika berbuat maksiat!, sekalipun engkau dalam kesendirian. Allah berfirman :
هُوَ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضَ فِي سِتَّةِ أَيَّامٍ ثُمَّ اسْتَوَى عَلَى الْعَرْشِ يَعْلَمُ مَا يَلِجُ فِي الأرْضِ وَمَا يَخْرُجُ مِنْهَا وَمَا يَنْزِلُ مِنَ السَّمَاءِ وَمَا يَعْرُجُ فِيهَا وَهُوَ مَعَكُمْ أَيْنَ مَا كُنْتُمْ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ
Dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa; Kemudian Dia bersemayam di atas 'Arsy Dia mengetahui apa yang masuk ke dalam bumi dan apa yang keluar daripadanya dan apa yang turun dari langit dan apa yang naik kepadanya. Dan Dia bersama kamu di mana saja kamu berada. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan. (QS. Ak-Hadid {57}:4)
Muhammad bi Ali at-Tirmidzi berkata:”Jadikanlah rasa diawasi kepada dzat yang tidak pernah hilang dari pandanganmu, dan jadikanlah rasa syukurmu kepada dzat yang nikmartnya tak akan terputus kepadamu.”
Imam ibnul Qoyyim berkata :”Seorang hamba sejak menginjakkan kakinya di dunia ini maka dia ibaratnya orang yang sedang berjalan menuju Robbnya. Jarak safarnya adalah umurnya, malam dan siang adalah tingkatan, maka dia akan senantiasa menjalaninya hingga safarnya berakhir. Orang yang cerdas adalah yang selalu semangat untuk menempuh jarak safar ini dalam perkara yangbisa mendekatkan diri kepada Allah hingga samapi ke negeri asalanya.”
Beliau berkata pula:”Memanfaatkan waktu adalah dengan menyibukkan diri dengan segenap kesempatan utnuk mendekatkan diri kepada Allah atau segala sesuatu yang menunjang pendekatan diri kepada allah berupa makan, minum, nikah, tidur , istirahat. Karena barangsiapa yang mengambil perkara diatas dengan niat agar kuat mengerjakan perkara yang Allah cintai dan menjauhi perkara yang terlarang maka hal itu termasuk bentuk pemanfaatan waktu yang baik.”
Maka takutlah engkau wahai saudaraku kepada Allah sesuai kadar kedekatan Allah kepadamu, engakau tidak bisa keluar dari kekuasaan Allah dan pengawasan-Nya . Agungkanlah Allah dalam hatimu , jangan engkau melanggar aturan dan batasan-Nya, ingatlah hari-hari Allah. Sesungguhnya Allah telah memerintahkan Nabi Musa agar memperingatkan Bani Israel untuk mengingat hari-hari Allah dan apa yang telah terjadi, dengan mengambil pelajaran dan hikmah dari kejadian tersebut. Allah Berfirman :
وَلَقَدْ أَرْسَلْنَا مُوسَى بِآيَاتِنَا أَنْ أَخْرِجْ قَوْمَكَ مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ وَذَكِّرْهُمْ بِأَيَّامِ اللَّهِ إِنَّ فِي ذَلِكَ لآيَاتٍ لِكُلِّ صَبَّارٍ شَكُورٍ
Dan sesungguhnya Kami telah mengutus Musa dengan membawa ayat-ayat Kami, (dan Kami perintahkan kepadanya): "Keluarkanlah kaummu dari gelap gulita kepada cahaya terang benderang dan ingatkanlah mereka kepada hari-hari Allah". Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi setiap orang penyabar dan banyak bersyukur. (QS. Ibrohim {14}:5)

SUKSES DUNIA DAN AKHIRAT

Wahai orang yang telah melalui hari-hari dan tahun , wahai orang yang telelap tidur dan terbaui dengan kelalaian , orang yang tahun berganti tahun masih tetap tenggelam dalam lautan kesalahan, tidakkah engkau sadar dan bangkit dari nii semua? Tidakkah engkau bangkit untuk memulai hidup baru dengan memperbaiki diri ? Tidakkah engkau mendengar ayat-ayat Allah ?? Perhatikan sejenak firman berikut ini : وَلَقَدْ ذَرَأْنَا لِجَهَنَّمَ كَثِيرًا مِنَ الْجِنِّ وَالإنْسِ لَهُمْ قُلُوبٌ لا يَفْقَهُونَ بِهَا وَلَهُمْ أَعْيُنٌ لا يُبْصِرُونَ بِهَا وَلَهُمْ آذَانٌ لا يَسْمَعُونَ بِهَا أُولَئِكَ كَالأنْعَامِ بَلْ هُمْ أَضَلُّ أُولَئِكَ هُمُ الْغَافِلُونَ
Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk isi neraka Jahanam kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai. (Qs. al-A’rof {7}:179)
Orang yang berbahagia dunia dan akherat adalah yang bersegera bertaubat dan mulai memperbaiki dirinya dengan segera beramal sholih dan meninggalkan segala kemaksiatan. Dia berusaha untuk mengubah arah hidupnya dari buruk menjadi baik , dari maksiat menjadi taat dan dari lalai mejadi ingat. Hal ini bila memang menginginkan kondisi yang lebih baik dari sebelumnya, karena usaha perbaikan diri berawal dari diri pribadi sendiri. Allah berfirman :
إِنَّ اللَّهَ لا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ
Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. (QS. ar-Ro’du{13}:11)
Syumaith bin Ajlan berkata:” Manusia ada dua golongan, orang yang berbekal selama di dunia dan orang yang selalu merasakan kenikmatan dunia. Maka lihatlah dirimu termasuk golongan yang mana. Aku melihat dirimu senang hidup kekal di dunia. Dengan alas an apa engkau senang kekal di dunia?? Jika engkau taat kepada Allah engkau memperbagusi ibadah kepada-Nya , mendekatkan diri dengan amal sholih , amal engkau orang yang beruntung. Ataukah engkau senang di dunia untuk makan dan minum, bermain-main dan mengumpulkan harta kemudian member kesenangan untuk anak dan sitrimu?? Maka alangkah jeleknya tujuan hidup seperti ini.”
Jika manusia tidak mengetahui kapan ajalnya menjemput, maka orang yang berbahagia adalah orang yang selalu mempersiapkan diri untuk menyambut tamu yang agung ini dengan amal sholih dan istiqomah, bertobat dan memperbaiki diri, sehingga dia menjadi orang yang beruntung di dunia dan akherat.
Imam Ibnu Jauzi berkata :”Selayaknya bagi orang yang tidak mengetahui kapan ajalnya dating untuk selalu bersiap, jangan tertipu dengan masa muda dan sehat.”
Maka orangyang berbahagia adalah yang sellalu siap untuk berjumpa dengan Allah , dia bersegera betobat dan beramal sholih. Tidak bosan utnuk introspeksi diri, dalam setiap jam, hari, bulan. Dan tahunya., hingga kematian menjemput sedangkan dia dalam keadaan sadar dan sudah siap. Billahitaufiq AllahuA’alam
Oleh : Abu Abdillah Syahrul Fatwa bin Luqman
Ditulis ulang bersumber dari majalah AL FURQON Edisi 6 thn ke-9 Muharrom 1431

Minggu, 06 Februari 2011

Jilbabku Sayang, Jilbabku Malang


Bismillahirrahmanirrahim..
Aktivitas pagi ku hari ini ingin olahraga bersama dengan dua sahabatku menuju taman kota. Aku sudah berjanji dengan mereka didepan komplek.
“ Assalamu’alaikum Iwan, Malik “
“ Wa’alaikumsalam bang Said “ Kata mereka kompak.
“ Ayuk langsung jalan “ Kataku.
Aku dan dua orang sahabatku berlari perlahan, kadang kala ada obrolan kecil keluar dari mulut kami. Candaan pun tak terlewatkan disela nafas kami yang tersengal karna rasa lelah dan keringat yang kian membanjir.
Mataku tiba-tiba menangkap sesosok wanita yang sedang berdiri di halte Bus, pakaiannya membuatku heran. Jilbab yang menutupi mahkotanya, tidak seimbang dengan baju ketat dan celana jeans yang dia kenakan. Belum lagi lipstik merah yang terpoles dibibirnya dan bedak tebal menutupi seluruh permukaan wajahnya. Aku segera tersadar, masyaallah mengapa aku mengomentari penampilan orang lain. Aku menggeleng-gelengkan kepala.
“ Kenapa bang ?“ Kata iwan mengagetkanku. Aku hanya cengar-cengir saja.
Tak lama kemudian, aku melihat seorang gadis sedang berboncengan dengan seorang pemuda. Gadis itu memeluknya sangat erat, lagi-lagi aku terheran-heran. Gadis itu memakai jilbab dengan baju dan celana ketat, yang sama sekali tidak cocok bila disandingkan dengan penutup mahkotanya. Tapi aku kembali beristighfar, aku harus konsentrasi pada jalanku.
“ Bang, kita sarapan dimana ? “ Kata Malik.
“ Kalian mau sarapan apa ? aku mau bubur ayam yang disana saja “ Kataku.
“ Kami ikut abang saja “ Kata Iwan.
Kami bergegas menuju sebuah grobak bubur yang telah ramai dikunjungi . Entah dari orang-orang yang sehabis olahraga atau yang sekedar mampir untuk sarapan. Aku pun segera berinisiatif mencari tempat duduk. Belum juga aku sempurna duduk, aku mendengat suara ramai wanita tertawa. Perhatianku langsung tertuju pada mereka, para wanita yang sedang bergerombol disudut alas tempat kami duduk. Ternyata bukan aku saja yang merasa tersedot perhatiannya oleh mereka, tapi orang-orang yang ada disekeliling ku.
“ Astaghfirullah “ Aku mendengar Iwan beristighfar.
“ Kenapa Wan ? “ Kata Malik. Aku pun hanya memandangi Iwan dan Malik bergantian.
“ Sayang ya , wanita cantik dan berjilbab seperti mereka, ndak bisa jaga kelakuan “ Kata Iwan lagi.
“ Hust, biarin saja “ Kataku.
==================================
Mungkin dari sahabat pernah menemui juga muslimah yang sama seperti kisah diatas. Sunggung sayang sekali kini jilbab mengalami perubahan makna.
Kerudung yang dipakai dengan pakaian serba ketat bukanlah jilbab. Jilbab adalah pakaian longgar yang menutup semua aurat dari ujung kaki sampai ujung rambut. Karna salah pengertian ini lah akhirnya muncul istilah jilbab gaul.
Jilbabmu adalah kehormatanmu, jangan kamu sandingkan dia dengan pakaian serba ketatmu. Apa tujuanmu berjilbab ? mengikuti syariatkah atau mengikuti trend ?? Kalo mengikuti syariat, tentu kamu akan menanggalkan pakaian serba ketatmu, bukan dengan trend yang mengacaukan syariat.
Fitrahnya wanita memang suka berhias, tapi bukan berarti berhias jadi dihalalkan untuk pamer bahkan untuk menarik perhatian lawan jenis. Berhiaslah secantik mungkin dihadapan suamimu, bukan malah sebaliknya. Kalo dirumah hanya pakai daster sedangkan kalo diluar berhias seheboh-hebohnya.
Jilbab sering kali tercoreng dengan mereka-mereka yang hanya mengenal jilbab untuk trend bukan karna syariat. Melihat wanita berkerudung yang disalah artikan menjadi jilbab dengan hal-hal maksiat, akhirnya menimbulkan berbagai konflik dari diri muslimah yang ingin berjilbab. Takut tidak bisa menjaga jilbabnya, karna merasa dirinya masih melakukan kenistaan. Padahal jilbab bisa merubah segalanya menjadi sebuah kebaikan yang nyata.
Tak sedikit muslimah yang berubah setelah memakai jilbab, itu karna rasa malu untuk menjaga jilbabnya. Kalo belum apa-apa sudah takut, artinya kamu belum ridho untuk menanggalkan kebathilan.
Masuklah secara kaffah kedalam islam, bukan masuk secara kaffah ke dalam trend.
Wallahua’lam bish shawwab.

Sumber